![]() |
APAKAH DIABETES MELITUS ITU? - sumber gambar (www.tes.com) |
Diabetes melitus adalah abnormalitas hormon insulin yang dapat ditandai dengan tingginya nilai
kadar gula (glukosa) darah. Diabetes melitus di sebut juga dengan penyakit
kencing manis atau penyakit gula, pengidapnya disebut dengan diabetesi.
Timbulnya diabetes terkait erat dengan gangguan kerja
hormon insulin, maka penjelasan tentang hormon insulin akan dibahas singkat
sebagai berikut :
Mengenal hormon
insulin lebih dekat
Tubuh manusia memerlukan energi untuk menjalankan
aktivitas sehari-hari. Tubuh mendapat energi dari bahan makanan yang mengandung
unsur karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat diubah menjadi gula melalui
proses pencernaan. Biasanya setelah makan maka akan terjadi peningkatan kadar
gula dalam darah.
Ini akan merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan
hormon insulin. Hormon insulin berperan penting dalam pembentukkan energi dari
glukosa dan mengatur kadar glukosa darah agar selalu dalam batas normal.
Jadi, pembentukkan energi dari glukosa memerlukan peran
hormon insulin. Jika hormon insulin tidak ada, maka glukosa tidak akan dapat
digunakan menjadi sumber energi. Akhirnya, kadar gula darah akan tinggi, dan
apabila tubuh seseorang tidak memiliki hormon insulin atau kekurangan hormon insulin,
maka kerja hormon insulin akan menjadi tidak normal. Kondisi inilah yang dapat
menyebabkan kadar gula menjadi tinggi dan pada akhirnya menjadi masalah
diabetes.
Selain itu diabetes dapat terjadi akibat adanya kondisi
defisiensi sel beta. Kondisi ini adalah kondisi saat sel beta pankreas tidak
dapat memproduksi hormon insulin atau berkurangnya kemampuan sel beta pankreas
untuk memproduksi hormon insulin.
Diabetes tidak terjadi secara tiba-tiba, ada kondisi
sebelum terjadi diabetes yang disebut sebagai prediabetes. Sepertiga dari
pengidap diabetes dapat diterapi hingga sembuh agar tidak berkelanjutan menjadi
pengidap diabetes.
Akibat abnormalitas
hormon insulin
Akibat adanya abnormalitas hormon insulin menimbulkan
berbagai gejala diabetes yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Glukosa darah tidak dapat digunakan untuk menghasilkan
energi sehingga menimbulkan keluhan lelah, lemas dan lesu.
- Penderita diabetes menjadi sering merasakan lapar karena
keluhan lelah, lemas dan lesu.
- Apabila kadar gula darah sangat tinggi (melebihi dari
180mg/dL) maka gula akan lolos dari ambang ginjal sehingga air kencing pengidap
diabetes lebih pekat karena mengandung gula.
- Untuk mengurangi kepekatan air kencing, tubuh penderita
diabetes mengeluarkan lebih banyak air kencing, sehingga menimbulkan keluhan
lebih banyak buang air kecil. Banyak kencing menyebabkan kadar cairan dalam
tubuh berkurang, keadaan ini akan merangsang pusat rasa haus diotak. Maka tidak
heran jika diabetes memiliki keluhan banyak minum dan banyak buang air kecil.
- Kadar gula darah yang tinggi secara kronik dapat merusak pembuluh darah dan saraf, akhirnya akan berlanjut menimbulkan kerusakan berbagai organ.
pengidap diabetes
sangat dianjurkan untuk selalu mengendalikan kadar gula darah dalam batas
normal.
Keluhan khas
diabetes
Beberapa keluhan khas diabetes melitus antara lainnya
adalah :
- Sering buan air kecil dalam jumlah yang sangat banyak,
terutama pada saat malam hari sehingga pengidap diabetes sering terbangun
karena ingin buang air kecil.
- Pengidap diabetes sering merasa haus dan ingin minum
minuman yang segar, dingin dan manis.
- Pengidap diabetes sering merasa lapar, banyak makan, dan
nafsu makan meningkat, tetapi bobot badan menurun.
Keluhan tidak
khas diabetes
Keluhan tidak khas diabetes sangat banyak, antara lain
sebagai berikut :
- Sering mengantuk
- Lemas dan tidak bertenaga
- Sering gatal-gatal
- Luka dan borok sulit disembuhkan (biasanya pada kaki)
- Kesemutan pada anggota gerak
- Pandangn mata menjadi kabur
- Disfungsi seksual baik pada pria maupun wanita
- Gatal disekitar vulva (bibir kemaluan) pada wanita
Skrining diabetes
dapat mendeteksi adanya kondisi diabetes pada orang yang tidak memiliki keluhan
diabetes.
Kaitan gejala
tidak khas diabetes dengan komplikasi diabetes
Keluhan tidak khas diabetes bisa jadi merupakan suatu
gejala komplikasi diabetes. Beberapa yang sering muncul seperti :
- Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan kerusakan
berbagai pembuluh darah, baik yang berukuran kecil maupun besar. Dalam isitilah
medis disebut dengan angiopati.
- Kerusakn pembuluh darah dapat menimbulkan dampak berupa
kerusakan sistem saraf atau sering disebut dengan neuropati.
- Kerusakan pembuluh darah dan saraf dapat berlanjut
menjadi kerusakan organ, seperti kerusakan organ ginjal, jantung, otak, mata
dan organ lainnya.
Komplikasi diabetes
Organ ginjal
Diabetes dapat menimbulkan komplikasi kerusakan pada
organ ginjal, keadaan ini sering disebut dengan nefropati diabetes. Diabetes melitus
merupakan salah satu penyebab terbanyak kejadian cuci darah (hemodialisis).
Organ jantung
Diabetes dapat merusak pembuluh darah koroner dan
menimbulkan penyakit jantung koroner dengan gejala nyeri dada (angina
pektoris). Nyeri dada pada penyakit jantung koroner dapat timbul karena
aktivitas fisik atau adanya pencetus psikis.
Neuropati bisa menyebabkan gangguan saraf sensoris
sehingga gejala nyeri dada akibat penyakit jantung koroner tidak begitu
dirasakan, bahkan serangan jantung dapat terjadi tanpa keluhan nyeri pada dada.
Stroke
Diabetes dapat merusak pembuluh darah otak sehingga
menimbulkan serangan stroke dengan gejala lumpuh anggota gerak, bicara rero,
dan lainnya.
Kepada siapa
diabetesi dapat berkonsultasi
karena diabetes sering menimbulkan berbagai keluhan dan
komplikasi, maka pengelolaan diabetes dapat melibatkan hampir setiap bidang
keahlian media. Pengelolaan diabetes bisa juga melibatkan banyak profesi selain
dokter seperti dietitian, instruktur olahraga, perawat rehabilitasi, psikolog,
dan edukator diabetes. Diabetesi dapat berkonsultasi seputar masalah diabetes
kepada beberapa ahli berikut.
1. dokter umum
Dokter umum dapat mendiagnosis dan mengelola diabetes. Sebagai
dokter keluarga, peran dokte umum juga sangat penting dalam deteksi dini dan
edukasi diabetes.
2. dokter spesialis anak
Diabetes melitus pada anak harus dikelola oleh dokter
spesialis anak. Pengelolaan diabetes pada anak berbeda dengan pengelolaan pada
orang dewasa, karena anak-anak bukan miniatur orang dewasa.
3. dokter ahli penyakit dalam (internis)
Internis mempunyai kompetensi yang tinggi dalam mengelola
diabetes. Internis dapat mengelola komplikasi diabetes.
4. dokter spesialis penyakit dalam konsultan
endrokrinologi metabolik dan diabetes
Internis sub-spesialis endrokrinologi dan metabolik
mempunyai kompetensi tertinggi dalam mengelola diabetes melitus. Mereka juga
ahli dalam mengelola berbagai penyakit hormon dan metabolik.
5. dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan
hipertensi
Internis sub-spesialis ginjal dan hiertensi mempunyai
kompetensi tertinggi dalam mengelola ginjal dan hipertensi, termasuk masalah
nefropati diabetik (salah satu komplikasi diabetes).
6. dokter ahli saraf
Stroke dan neuropati merupakan salah satu komplikasi
diabetes yang dapat ditangani oleh dokter ahli saraf.
7. dokter ahli jantung
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu komplikasi
diabetes yang dapat ditangani oleh dokter ahli jantung.
8. dokter ahli mata
Retinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi
diabetes pada mata, kondisi ini dapat ditangani oleh dokter ahli mata.
9. dokter ahli gizi medik
Diabetes perlu mengatur pola makan. Karena itu, dokter
ahli gizi medik dapat membantu diabetes dalam pengaturan menu makannya.
10. lainnya
Penanganan penyakit diabetes melibatkan juga dokter bedah,
seperti bedah orthopedi, bedah vaskuler (bedah pembuluh darah) dan dokter
rehabilitasi medik.
Diagnosis diabetes
melitus
diagnosis diabetes melitus tidak berdasarkan ada atau
tidaknya glukosa pada air kencing. Namun, berdasarkan pemeriksaan gula darah,
berbagai pemeriksaan lainnya di lakukan oleh dokter dengan tujuan untuk
mengevaluasi keadan diabetes.
Penegakan diabetes melitus atau kencing manis berdasarkan
pemeriksaan gula darah berikut :
- Pemeriksaan gula darah sewaktu
- Pemeriksaan gula darah puasa
- Pemeriksaan gula darah 2 jam post prandial atau disebut
dengan uji toleransi glukosa 2 jam, tes gula darah pasca 2 jam beban glukosa 75
mg dan tes toleransi glukosa pral (TTGO)
Tes gula darah sewaktu
Pemeriksaan gula darah sewaktu adalah pemeriksaan gula
darah yang waktunya daat dilakukan kapan saja tanpa memerlukan persiapan puasa.
Tes gula darah puasa
Pemeriksaan gula darah puasa adalah pemeriksaan gula
darah yang dilakukan pada saat puasa. Persiapan untuk melakukan tes ini harus
berpuasa sedikitnya 8 jam sebelum pemeriksaan.
Uji toleransi glukosa oral 2 jam
Tes ini di lakukan dua jam setelah tes gula darah puasa. Setelah
tes gula darah puasa, petugas laboratorium akan memberikan minuman manis yang
sudah ditakar kadar gulanya. Selain itu, tes gula darah akan dilakukan lagi dua
jam kemudian. Tujuan tes ini untuk mengetahui adanya keadaan prediabetes yang
ditandai dengan glukosa darah puasa terganggu (GDPT) dan toleransi glukosa
terganggu (TGT).
Prediabetes umumnya tidak disertai dengan keluhan khas
diabetes. Karena itu, skrining gula darah dapat mendeteksi adanya prediabetes
sejak dini.
Deteksi dini
prediabetes
Skrining deteksi dini prediabetes dapat dilakukan dengan
akurat melalui tes gula darah puasa yang dilanjuti dengan tes toleransi glukosa
oral dua jam (TTGO).
Kriteria diagnosis prediabetes berdasarkan persadia 2009
sebagai berikut :
1. Kadar glukosa puasa terganggu (GPT), yaitu:
- kadar glukosa darah puasa berkisar antara 100-125
mg/dL.
- kadar glukosa darah 2 jam setelah beban kurang dari 140
mg/dL.
2. Nilai toleransi glukosa terganggu (TGT), yaitu :
- kadar glukosa puasa normal kurang dari 100 mg/dL.
- kadar glukosa puasa darah 2 jam setelah beban berkisar
antara 140-199 mg/dL.
Kriteria diagnosis diabetes melitus untuk dewasa (tidak
hamil) berdasarkan konsensus diabetes melitus tahun 2010 sebagai berikut :
1. adanya gejala spesifik diabetes melitus
2. kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL
3. kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL
4. kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL
Tindak lanjut pasien prediabetes adalah upaya perubahan
gaya hidup untuk mencapai kesembuhan. Sedangkan tindak lanjut bagi pasien
diabetes melitus adalah upaya kendali melalui lima pilar kendali, yaitu
edukasi, diet, olahraga, obat dan pemantauan mandiri.
Berbagai pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan dokter
dapat berupa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain, seperti
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologis, pemeriksaan
elektrokardiografi dan lainnya.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang akan dilakukan dokter antara lain
:
- menilai indeks masa tubuh (IMT), yaitu dengan menghitung bobot badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m²). Nilai IMT lebih atau sama dengan 23 kg/m² termasuk overweight dan nilai IMT lebih dari 25 kg/m² tergolong kegemukan (obesitas).
- pemeriksaan ketajaman penglihatan mata
- pemeriksaan gigi dan mulut
- pemeriksaan kaki
Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan darah rutin, seperti pemeriksaan hemoglobin (Hb), leukosit, hitung jenis leukosit, dan laju endap darah.
- Pemeriksaan fibrinogen.
- Pemeriksaan HbA1c. Berguna untuk menilai kendali gula
darah dalam tiga bulan terakhir. Nilai yang tinggi (>8%) menunjukkan kendali
kadar gula darah yang buruk. Saat ini, ADA (American Diabetes Association) dan
EASD (European Association of Diabetes) memasukkan nilai HbA1c >6,5% sebagai
kriteria diagnostik untuk diabetes.
- Pemeriksaan ureum dan kreatinin. Bertujuan untuk
mengetahui fungsi ginjal (ada tidaknya komplikasi diabetes pada ginjal).
penilaian ini berdampak juga pada keputusan dokter dalam memilih obat
hipoglikemik oral.
- Pemeriksaan albumin dan mikro-albumin. Keduanya bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran protein pada ginjal.
- Pemeriksaan SGPT. Berguna untuk mengetahui adanya
komplikasi perlemakan hati.
- Pemeriksaan profil lemak darah, seperti pemeriksaan
kolestrol total, kolestrol LDL, kolestrol HDL dan trigliserida. Pemeriksaan tersebut
bertujuan untuk mengetahui terjadinya dislipidemia (gangguan profil lemak
darah). Nilai ini akan berdampak pada keputusan perencanaan makan dan obat pada
diabetes.
- Pemeriksaan urine atau air kencing (urinalisis)
-
Biasanya ditemukan positif benda keton. Artinya telah
terjadi pembakaran lemak karena kegagalan tubuh dam membakar glukosa.
-
Adanya gula urine positif. Artinya terjadi glukosuria
karena kadar gula darah yang tinggi dapat melewati ambang ginjal.
Comments